KONSEP PENALARAN ILIMIAH DALAM KAITANNYA DENGAN PENULISAN ILIMIAH
A.
PENGERTIAN
Penalaran merupakan konsep yang paling umum menunjuk pada
salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai
pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui. Pernyataan
itu terdiri dari pengertian-pengertian sebagai unsurnya yang antara pengertian
satu dengan yang lainnya ada batas-batas tertentu untuk menghindari kekaburan
arti. Jadi bisa dikatakan penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubungkan bukti, fakta,
petunjuk atau eviden, atau pun sesuatu yang dianggap bahan bukti, menuju suatu
kesimpulan.
Tidak
bisa kesampingkan bahwa dalam penalaran juga pasti ada proses berpikir, yaitu kegiatan berpikir atau akal budi manusia. Dengan
berpikir dimaksudkan kegiatan akal untuk “mengolah” pengetahuan yang telah kita
terima melalui panca indra, dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran. Jadi,
dengan istilah “berpikir” ditunjukkan suatu bentuk kegiatan akal yang khas dan
terarah. “Melamun” tidaklah sama dengan berpikir, demikian pula merasakan,
pekerjaan panca indera (melihat, mendengar dan sebagainya) dan kegiatan ingatan
dan khayalan, meskipun ini semua penting sekali untuk dapat berpikir (dan
menghasilkan buah pikiran yang berarti). Tetapi berpikir juga berarti kegiatan
kenyataan yang menggerakkan pikiran. kenyataan yang memegang inisiatif.
B. JENIS
PENALARAN ILMIAH
Secara
umum, ada dua jenis penalaran atau pengambilan kesimpulan, yakni penalaran
induktif dan deduktif.
1. Penalaran Induktif dan Coraknya
Penalaran induktif adalah suatu proses
berpikir yang bertolak dari sesuatu yang khusus menuju sesuatu yang umum.
Penalaran Induktif dapat dilakukan dengan tiga
cara:
a.
Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang
bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk menarik
kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau peristiwa itu.
Generalisasi diturunka dari gejala-gejala khusus yang diperoleh melalui
pengalaman, observasi, wawancara, atau studi dokumentasi. Sumbernya dapat
berupa dokumen, statistik, kesaksian, pendapat ahli, peristiwa-peristiwa
politik, sosial ekonomi atau hukum. Dari berbagai gejala atau peristiwa khusus
itu, orang membentuk opini, sikap, penilaian, keyakinan atau perasaan tertentu.
Beberapa contoh penalaran induktif dengan cara
generalisasi adalah sebagai berikut:
1) Berdasarkan pengalaman, seorang ibu dapat
membedakan atau menyimpulkan arti tangisan bayinya, sebagai ungkapan rasa lapar
atau haus, sakit atau tidak nyaman.
2) Berdasarkan pengamatannya, seorang ilmuwan
menemukan bahwa kambing, sapi, onta, kerbau, kucing, harimau, gajah, rusa, kera
adalah binatang menyusui. Hewan-hewan itu menghasilkan turunannya melalui
kelahiran. Dari temuannya itu, ia membuat generalisasi bahwa semua binatang
menyusui mereproduksi turunannya melalui kelahiran.
b. Analogi
Analogi adalah suatu proses yag bertolak dari
peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk
menarik sebuah kesimpulan. Karena titik tolak penalaran ini adalah kesamaan
karakteristik di antara dua hal, maka kesimpulannya akan menyiratkan ”Apa yang
berlaku pada satu hal, akan pula berlaku untuk hal lainya”. Dengan demikian,
dasar kesimpula yang digunakan merupakan ciri pokok atau esensial dari dua hal
yang dianalogikan.
Beberapa contoh penalaran induktif dengan cara
analogi adalah sebagai berikut:
1) Dalam riset medis, para peneliti mengamati
berbagai efek dari bermacam bahan melalui eksperimen binatang seperti tikus dan
kera, yang dalam beberapa hal memiliki kesamaan karakter anatomis dengan
manusia. Dari kajian itu, akan ditarik kesimpulan bahwa efek bahan-bahan uji
coba yang ditemukan pada binatang juga akan terjadi pada manusia.
2) Dr. Maria C. Diamond, seorang profesor
anatomi dari University of California tertarik untuk meneliti pengaruh pil
kontrasepsi terhadap pertumbuha cerebral cortex wanita, sebuah bagian otak yang
mengatur kecerdasan. Dia menginjeksi sejumlah tikus betina dengan sebuah hormon
yang isinya serupa dengan pil. Hasilnya tikus-tikus itu memperlihatkan
pertumbuhan yang sangat rendah dibandingkan dengan tikus-tikus yang tidak
diberi hormon itu. Berdasarkan studi itu, Dr. Diamond menyimpulkan bahwa pil
kontrasepsi dapat menghambat perkembangan otak penggunanya. Dalam contoh penelitian tersebut, Dr. Diamond
menganalogikan anatomi tikus dengan manusia. Jadi apa yang terjadi pada tikus,
akan terjadi pula pada manusia.
c. Hubungan Kausal (Sebab Akibat)
Penalaran
induktif dengan melalui hubungan kausal (sebab akibat) merupakan penalaran yang
bertolak dari hukum kausalitas bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini
terjadi dalam rangkaian sebab akibat. Tak ada suatu gejala atau kejadian pun
yang muncul tanpa penyebab.
Cara
berpikir seperti itu sebenarnya lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti halnya dalam dunia ilmu pengetahuan.
Contoh:
1) Ketika seorang ibu melihat awan tebal
menggantung, dia segera memunguti pakaian yang sedang dijemurnya. Tindakannya
itu terdorong oleh pengalamannya bahwa mendung tebal (sebab) adalah pertanda
akan turun hujan (akibat).
2) Seorang petani menanam berbagai jenis pohon
dipekarangannya, tanaman tersebut dia sirami, dia rawat dan dia beri pupuk.
Anehnya, tanaman itu bukannya semakin segar, melainkan layu bahkan mati.
Tanaman yang mati dia cabuti. Ia melihat ternyata akar-akarnya rusak da dipenuhi
rayap. Berdasarkan temuannya itu, petani tersebut menyimpulkan bahwa biang
keladi rusaknya tanaman (akibat) adalah rayap (sebab).
2. Penalaran Deduktif dan Coraknya
Penalaran
deduksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum
(prinsip, hukum, teori atau keyakinan) menuju hal-hal khusus. Berdasarkan
sesuatu yang umum itu, ditariklah kesimpulan tentang hal-hal khusus yang
merupakan bagian dari kasus atau peristiwa khusus itu.
C. CIRI-CIRI
PENALARAN
- Dilakukan
dengan sadar
- Didasarkan
atas sesuatu yang sudah diketahui
- Sistematis
- Terarah,
bertujuan
- Menghasilkan
kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru
- Sadar
tujuan
- Premis
berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah diperoleh
- Pola
pemikiran tertentu
- Sifat
empiris rasional
D.
PENULISAN ILMIAH
Penulisan
Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan
hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Dari definisi yang lain
dikatakan bahwa karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan
dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Dari pengertian
tersebut secara awal kita dapat mengenal salah satu ciri khas karya ilmiah
adalah lewat bentuknya yakni tertulis, baik di buku, jurnal, majalah, surat
kabar, maupun yang tersebar di internet, di samping ciri lain yang mesti
dipenuhi dalam sebuah karya ilmiah.
E. SIMPULAN
Dari
penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa penalaran ilmiah adalah proses
berpikir atas suatu dasar yang kuat yang bisa dikatakan bahwa itu adalah bukan
pikiran sekedar atau sembarangan. Di lain sisi penulisan ilmiah adalah karya
tulis ilmiah yang berdasarkan data, fakta, dan hasil-hasil penelitian lainnya.
Jadi bisa kita lihat bahwa penalaran ilmiah adalah sebagai dasar utama dalam
pembuatan penulisan ilmiah, karena keduanya saling bersangkutan dalam lingkup
berpikir ilmiah.
Daftar Pustaka
Surajiyo. 2006. Dasar-dasar
Logika. Jakarta : Bumi Aksara
Poespoprodjo, W. 1989. Logika Ilmu Menalar. Bandung : Remadja Karya
Surajiyo. 2006. Dasar-dasar Logika. Jakarta : Bumi Aksara
Suriasumantri, Jujun. 2007. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer.
Jakarta : PT Pancaraintan Indahgraha
http://aryonelmessi.wordpress.com/2011/02/24/penulisan-ilmiah-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar