KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN
A. Pengambilan Keputusan sebagai
Pemecahan Masalah
Pengambilan
keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan.
Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan
alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan
dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi
identifikasi masalah utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan sampai
pada pengambilan keputusan yang terbaik.
Pemecahan
masalah berarti tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat
buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya. Pentingnya pemecahan masalah
bukan didasarkan pada jumlah waktu yang dihabiskan tetapi pada konsekuensinya.
Keputusan adalah pemilihan suatu strategi atau tindakan. Pengambilan keputusan
adalah tindakan memilih strategi atau aksi yg manajer yakini akan memberikan
solusi terbaik atas masalah tersebut.
B. Elemen
Pemecahan Masalah
Elemen-elemen dari proses pemecahan
masalah:
- Masalah
- Desired state (keadaan yang diharapkan)
- Current state (keadaan saat ini)
- Pemecah masalah/manajer
- Adanya solusi alternatif dalam memecahkan masalah
- Solusi.
- Masalah
- Desired state (keadaan yang diharapkan)
- Current state (keadaan saat ini)
- Pemecah masalah/manajer
- Adanya solusi alternatif dalam memecahkan masalah
- Solusi.
C. Proses
Pemecahan Masalah dalam Keputusan Pembelian
Langkah-langkah dalam pemecahan masalah menurut Karl
Albrecht:
1. Ekspansi atau Fase Divergen
a).Menemukan Masalah
b).Merumuskan Masalah
c).Mencari Pilihan-pilihan atau alternatif,
2. Penyelesaian atau Fase Konvergen
a).Mengambil Keputusan
b).Mengambil Tindakan
c).Mengevaluasi Hasil
1. Ekspansi atau Fase Divergen
a).Menemukan Masalah
b).Merumuskan Masalah
c).Mencari Pilihan-pilihan atau alternatif,
2. Penyelesaian atau Fase Konvergen
a).Mengambil Keputusan
b).Mengambil Tindakan
c).Mengevaluasi Hasil
D. Implikasi pada Strategi Pemasaran
# Prilaku
konsumen akhir dan implikasi strategi pemasaran
Penetapan strategi akan tergantung pada
bagaimana proses keputusan di lakukan oleh pembeli. Implikasi strategi perilaku
konsumen akhir akan dapat di lihat apakah konsumen mengambil keputusan
pembelian dalam situasi yang komplek, atas dasar kebiasaan ,atau karena tidak
banyak membutuhkan pertimbangan khusus untuk melakukan pembelian.
Proses
pengambilan dalam situasi yang komplek pada umumnya akan menganut pola yang di
sajikan seperti contohdi bawah ini:
• Kebutuhani
• Pemrosesan informasi oleh konsumen
• Kebutuhan
• Pemrosesan informasi oleh konsumen
• Kebutuhani
• Pemrosesan informasi oleh konsumen
• Kebutuhan
• Pemrosesan informasi oleh konsumen
Semua
ini saling berhubungan sebagai pengambilan keputusan. Munculnya kebutuhan akan
suatu produk dapat di sebabkan faktor demografis, psikografis, atau factor
lingkungan ekternal lainnya.
Adanya
kebutuhan yang belum terpenuhi akan mendorong seseorang untuk mencari informasi
dan lebih tanggap terhadap rangsangan atau stimuli yang berkaitan dengan
pemenuhan keutuhan itu. Hal itu dapat bersumber dari iklan, teman, salesman,
dan sebagainya. Informasi baru yang di peroleh calon konsumen mungkin saja
merubah sikap terhadap merek produk tertentu atau mungkin juga menjadikan konsumen
tersebut sadar terhadap adanya berbagai pilihan produk.
Konsumen
akan melakukan evaluasi terhadap berbagai merek produk yang di peroleh selama
proses pencarian informasi. Merek produk di evaluasi atas dasar berbagai
kriteria dalam upaya pemenuhan kebutuhan.
Perilaku
pasca pembelian adalah merupahkan proses evaluasi setelah seorang konsumen
mempelajari dan mengetahui lebih dalam tentang produk yang di beli. Tiga
kemungkinan hasil evaluasi pasca pembelian: kepuasan, ketidak puasan, dan
pertentangan (dissonance). Indicator adanya kepuasan atau ketidakpuasan
konsumen dapat di lihat dari tingkat pembelian ulang terhadap produk
perusahaan. Konsumen cenderung melakukan pembelian ulang apabila ia mendapat
kepuasan atas produk yang dibeli dan sebaliknya. Sedang dissonance adalah
penerimaan informasi yang negative atau terhadap bertentangan terhadap merek
produk yang sudah di beli.
Sering
informasi tersebut berakibat timbulnya keraguan terhadap produk setelah
pembelian. Misalkan seorang konsumen baru saja membeli sebuah laser disc merek
tertentu. Sesaat setelah pembelian, ia menerimah informasi dari seorang teman
yang mengatakan bahwa merek laser disc yang di beli sering mengalami kerusakan
teknis seperti halnya yang di miliki teman tersebut. Dalam kondisi semacam itu,
secara alami konsumen yang baru saja membeli laser disc akan merasa mengambil
keputusan yang salah. Banyak konsumen mencoba mengurangi dissonance dengan cara
melupakan informasi yang di peroleh atau secara selektif menginterpretasikan
sehingga tidak menimbulkan konflik dengan keputusan pembelian yang telah di
lakukan.
Fungsi
strategi pemasaran dalam hal ini adalah mengurangi perasaan bertentangan atau
dissonance dengan cara memperkuat kembali alasan pembelian produk yang telah
dilakukan sebelumnya. Kalau demikian halnya, maka apa yang dapat dilakukan oleh
seorang pemasar untuk mengurangi dissonance:
1. Memberikan
garansi yang memadai dan meyakinkan terhadap pelayanan purna jual yang baik
2. Mengiklankan
kualitas produk yang dapat di percaya untuk menambah keyakinan pembelian
sebelumnya.
3. Menindak
lanjuti pembelian dengan cara melakukan kontak langsung untuk memastikan bahwa
konsumen memahami tentang penggunaan produk.
# Segmentasi pasar
Studi tentang proses keputusan pembelian di lakukan dapat dipergunakan untuk menetukan segmen pasar dan pada akhirnya target pasar yang akan di layani dengan produk dengan produk perusahaan. Sebagai contoh, dalam pembelian kamera, informasi yang di peroleh mungkin dapat di pergunakan untuk membagi pasar kamera berkualitas ke dalam dua segmen: feature-oriented segment, dan self confidence, quality-oriented segment.
Studi tentang proses keputusan pembelian di lakukan dapat dipergunakan untuk menetukan segmen pasar dan pada akhirnya target pasar yang akan di layani dengan produk dengan produk perusahaan. Sebagai contoh, dalam pembelian kamera, informasi yang di peroleh mungkin dapat di pergunakan untuk membagi pasar kamera berkualitas ke dalam dua segmen: feature-oriented segment, dan self confidence, quality-oriented segment.
1.
Pengembangan
produk
Pemahaman terhadap kebutuhan
konsumen akan berpengaruh terhadap proses pengembangan produk.
2.
Penempatan
posisi produk dalam persaingan
Pemahaman terhadap proses keputusan
pembelian yang kompleks juga akan menentukan ketepatan pemasar untuk memilih
dan menempatkan posisi produk dalam persaingan.
E. Penutup
Pemecahan masalah konsumen tidak selamanya
berakhir dengan sebuah pembelian. Seorang konsumen dapat menundanya atau bahkan
tidak melakukan pembelian sama sekali. Konsumen menunda pilihan mereka ketika
pilihan yang tersedia tidak memuaskan.Setelah melakukan pembelian, konsumen sering kali berfikir dua kali dan membayangkan bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat. Hasil dari ketegangan ini disebut kejanggalan – perasaan ketidak pastian tentang betul tidaknya keputusan yang telah dibuat. Hal ini dapat membuat konsumen mencari informasi tambahan untuk memberikan keyakinan pada mereka bahwa produk yang mereka beli tersebut telah benar dan mengurangi ketegangan yang ada.
Sumber:
http://nuraditama.blogspot.com/2012/03/pemecahan-masalah-dan-pengambilan.html
http://mazzeko.wordpress.com/2012/05/03/pemecahan-masalah-pengambilan-keputusan/
http://a69670.wordpress.com/2010/01/01/pemecahan-masalah/
http://roseimansari.blogspot.com/
http://roseimansari.blogspot.com/
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2012/02/proses-pemecahan-masalah.html
http://sendylicious.blogspot.com/2012/10/tugas-mata-kuliah-softskill-perilaku_3976.html
http://dedicasyudidianaputra.blogspot.com/2010/11/prilaku-konsumen-akhir-dan-implikasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar