PENYEBARAN INOVASI
ELEMEN
DASAR DALAM PROSES PENYEBARAN
Difusi Inovasi. Difusi
ialah proses komunikasi inovasi antara
warga masyarakat (anggota sistem sosial), dengan
menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu.
Jadi difusi dapat merupakan salah satu
tipe komunikai yakni komunikasi yang mempunyai ciri pokok, pesan
yang dikomunikasikan adalah hal yang baru (inovasi). Warga
masyarakat itu sendiri yang bertanggungjawab terjadinya
difusi inovasi. Untuk lebih mempercepat proses penyebaran inovasi diperlukan
suatu diseminasi. Diseminasi adalah proses penyebaran inovasi yang
direncanakan, diarahkan dan dikelola. Jadi kalau difusi terjadi
secara spontan, maka diseminasi dengan perencanaan.
Keinovatifan. Keinovatifan
menjadi peubah utama dalam proses difusi inovasi yang disponsori oleh agen
perubahan. Keinovatifan menunjukan perubahan tingkah laku yaitu tujuan
akhir program difusi bukan hanya pikiran dan sikap.
Saluran komunikasi dan
waktu. Kegiatan komunikasi dalam proses
difusi mencakup hal-hal sebagai berikut: (1)
suatu inovasi, (2) individu atau kelompok yang
telah mengetahui dan berpengalaman dengan
inovasi, (3) individu atau kelompok yang lain
yang belum mengenal inovasi, (4) saluran komunikasi
yang menggabungkan antara kedua pihak tersebut. Waktu adalah elemen yang
yang penting dalam proses difusi, karena waktu merupakan aspek utama dalam
proses komunikasi. Peranan dimensi waktu dalam proses difusi terdapat
dalam tiga hal, sebagai berikut: (1) Proses keputusan inovasi, (2) Kepekaan
seseorang terhadap inovasi, (3) Kecepatan penerimaan inovasi.
PENGAPLIKASIAN
DEFINISI DARI INOVASI
Inovasi ialah suatu ide,
barang, kejadian, metode yang diamati sebagai suatu yang baru
bagi seseorang atau sekelompok orang, baik
berupa hasil invensi atau diskoveri yang diadakan untuk mencapai tujuan
tertentu.
Misalnya jika
kita harus mengambil keputusan untuk mengganti
penggunaan kompor minyak dengan kompor gas,
yang sebelumnya belum pernah tahu tentang kompor
gas, maka keputusan ini adalah keputusan
inovasi. Proses pengambilan keputusan mau atau
tidak mau menggunakan kompor gas, dimulai
dengan adanya serba ketidak tentuan tentang
kompor gas. Masih terbuka berbagai alternatif,
mungkin lebih bersih, lebih hemat, lebih tahan
lama, tetapi juga mungkin berbahaya, dan
sebagainya. Untuk sampai pada keputusan yang
mantap menerima atau menolak kompor gas perlu
informasi. Dengan kejelasan informasi akan mengurangi ketidak tentuan dan
berani mengambil keputusan.
LIMA
KARAKTERISTIK YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PRODUK BARU
1.
Keunggulan relatif (relative advantage). Keunggulan
relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik atau unggul
dari yang pernah ada sebelumnya. Hal
ini dapat diukur dari beberapa segi seperti segi eknomi, prestise sosial,
kenyamanan, kepuasan dan lain-lain. Semakin besar keunggulan relatif dirasakan
oleh pengadopsi, semakin cepat inovasi tersebut dapat diadopsi. Contoh :
Dalam pembelian handphone, pengguna handphone akan
mencari handphone yang lebih baik dari yang ia gunakan
sebelumnya. Misalnya dari penggunaan Nokia N97 berganti ke Blackberry.
2.
Kompatibilitas
(compatibility). Kompatibilitas
adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai
yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh,
jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana
halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible). Contoh : Dalam suku
Badui dalam terdapat aturan untuk tidak menggunakan teknologi dari luar,
sehingga bentuk inovasi seperti alat-elektronik tidak mereka adopsi karena
tidak sesuai dengan norma sosial yang mereka miliki.
3.
Kerumitan (complexity). Kerumitan
adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami
dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu
ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada
pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi,
maka semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi.Contoh : Masyarakat pengguna PC atau notebook terbiasa
dengan penggunaan Windows yang lebih mudah dibandingkan Linux, walaupun Linux
memiliki kelebihan dibandingkan Windows tetapi karena penggunaannya lebih rumit
masih sedikit orang yang menggunakan Linux.
4.
Kemampuan diujicobakan (trialability). Kemampuan
untuk diujicobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-coba batas
tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan dalam seting sesungguhnya
umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi,
agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus mampu
menunjukan (mendemonstrasikan) keunggulannya. Contoh : Produk Molto Ultra
Sekali Bilas cepat diterima masyarakat karena secara langsung dapat
dibandingkan dengan produk-produk sejenis lainnya.
5.
Kemampuan
diamati (observability). Kemampuan
untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat terlihat oleh
orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi, semakin
besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut mengadopsi. Jadi dapat
disimpulkan bahwa semakin besar keunggulan relatif, kesesuaian (compatibility),kemampuan
untuk diuji cobakan dan kemampuan untuk diamati serta semakin kecil
kerumitannya, maka semakin cepat kemungkinan inovasi tersebut dapat diadopsi.
PENTINGNYA
ARTI SEBUAH PROSES PENYEBARAN
Pentingnya penyebaran
inovasi terhadap warga masyarakat yang menjadi sasaran inovasi adalah dimana
warga masyarakat itu sendiri dapat memperoleh informasi yang
dapat menjawab berbagai pertanyaan tersebut dengan jelas,
maka akan hilanglah ketidak tentuan terhadap
inovasi. Mereka telah memperoleh pengertian
yang mantap apa inovasi itu. Mereka akan
menerima dan juga menerapkan inovasi.
ADOPSI
DAN SALURAN KOMUNIKASI DALAM PROSES DIFUSI
Difusi inovasi pada intinya
adalah proses komunikasi. Inovasi diperkenalkan melalui saluran-saluran
komunikasi jika inovasi tidak dikenali para individu, tidak mungkin ada difusi.
Proses-proses komunikasi
lainnya berlangsung setelah para inovator potensial menerima informasi dan
mempertimbangkannya. Karena kebaruan inovasi yang diterimanya, indi-vidu
mengalami ketidakpastian tingkat tinggi. Karena itu, studi-studi perubahan
perilaku, pengurangan ketidakpastian, dan pengambilan keputusan berlangsung
dalam proses difusi, khususnya ketika difusi mempengaruhi perubahan perilaku.
Difusi pada intinya adalah adopsi sebuah perilaku baru. Selama bertahun-tahun,
difusi inovasi berhasil menerangkan proses adopsi banyak inovasi. Paradigma
difusi inovasi juga digunakan untuk studi tentang penolakan inovasi.
Adopsi suatu
inovasi yang didifusikan melalui empat tahap yang oleh Rogers disebut model
tahapan proses keputusan inovasi. Proses keputusan inovasi adalah proses mental
yang dilalui individu atau unit pengambil keputusan lainnya mulai dari
pengenalan pengetahuan inovasi ke suatu keputusan mengadopsi atau menolak,
sampai ke penerapan ide baru, dan konfirmasi keputusan tersebut.
Saluran komunikasi adalah
sarana yang menghantarkan pesan dari individu ke individu lainnya.
Saluran-saluran media massa lebih efektif dalam menciptakan pengetahuan
inovasi-inovasi. Saluran-saluran interpersonal lebih efektif dalam membentuk
dan dalam perubahan sikap terhadap gagasan baru, serta dalam mempengaruhi
secara langsung keputusan mengadopsi atau menolak sebuah gagasan baru.
MEMBANGUN
PROFIL KONSUMEN YANG MENYUKAI PRODUK BARU
Ada empat model hirarki
respons klasik yaitu AIDA, Hirarki Pengaruh, Inovasi-adopsi, dan
Komunikasi. Semua model mengasumsikan bahwa pembeli melewati tahap kognitif,
afektif dan perilaku.
·
Kesadaran : Jika sebagian besar konsumen sasaran tidak
menyadari produk, tugas komunikator adalah membangun kesadaran dengan
memperkenalkan produk dengan informasi awal seperti nama produk.
·
Pengetahuan : Informasi lebih dalam mengenai produk. Konsumen
sasaran mungkin memiliki kesadaran tapi tidak tahu banyak tentang produk.
Pengetahuan sangat penting untuk diberikan kepada sasaran agar informasi yang
dimiliki sasaran tentang produk menjadi lengkap.
·
Rasa suka : Jika konsumen sasaran mengetahui merek, apa yang
mereka rasakan tentang merek tersebut? Dalam hal ini komunikator harus bisa
membangkitkan rasa suka konsumen sasaran terhadap produk.
·
Preferensi : Konsumen sasaran mungkin menyukai produk, tetapi
tidak lebih baik dibandingkan produk lain. Komunikator harus berusaha membangun
preferensi konsumen dengan membandingkan kualitas, nilai, kinerja, dan fitur
lain terhadap pesaing.
·
Keyakinan : Komunikator harus membangun dan memperkuat
keyakinan dan minat konsumen sasaran untuk membeli.
·
Pembelian : Konsumen sasaran memiliki keyakinan dan minat
yang kuat, namun tidak cukup tergerak untuk membeli.
Komunikator harus
mengarahkan konsumen agar mengambil langkah terakhir untuk membeli dengan cara
menawarkan produk dengan harga terjangkau, menawarkan premi, atau membiarkan
konsumen mencoba produk.
Sumber :
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/INOVASI_PENDIDIKAN/Modul_2-Proses_Inovasi_Pendidikan.pdf
http://strategikomunikasi.blogspot.com/2011/12/difusi-inovasi.html
http://blog.uinsgd.ac.id/budikomunikasi/2013/12/28/teori-difusi-inovasi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_pemasaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar