Persepsi Konsumen
Salah satu cara untuk
mengetahui perilaku konsumen adalah dengan menganalisis persepsinya terhadap
produk. Dengan persepsi konsumen, perusahaan dapat mengetahui hal-hal apa saja
yang menjadi kekuatan atau kelemahan, kesempatan ataupun ancaman bagi produk
yang dipasarkan. Hal ini karena persepsi konsumen merupakan salah satu faktor
internal konsumen yang mempengaruhinya mengambil keputusan (Foedjiawati, Hatane
Semuel. 2007: 6). Persepsi timbul karena adanya stimulus (rangsangan) dari luar
yang akan mempengaruhi seseorang melalui kelima alat inderanya. Stimulus
tersebut akan diseleksi, diorganisir, dan diinterprestasikan oleh setiap orang
dengan caranya masing-masing.
Stimulus
Pemasaran dan Persepsi Konsumen
Stimulus
pemasaran (Marketing Stimuli) Marketing stimuli adalah setiap komunikasi atau
stimuli secara fisik yang di desain untuk mempengaruhi konsumen. Setiadi (2008)
menyatakan bahwa “stimuli pemasaran adalah setiap komunikasi atau stimuli fisik
yang didesain untuk mempengaruhi konsumen”. Produk dan komponen lainnya
(seperti kemasan, isi, ciri-ciri fisik) adalah stimuli utama (primary/intrinsic
stimulus).
Menurut Kotler (2007) bahwa Marketing
stimuli ini terdiri dari :
(a) Product (produk) (b)
Price (harga) (c) Promotion (promosi) (d) Place (tempat).Stimulus lingkungan (Enviromental stimuli). Enviromental stimuli adalah faktor-faktor ekstemal dari konsumen.Menurut Assael (1992:319) mempunyai dua faktor yang sangat penting mempengaruhi perilaku konsumen yaitu: Budaya (culture) dan_Kelas_Sosial_(socialclass).
a.
Budaya (culture) Menurut Philip Kotler (1997:172) mendelinisikan budaya
sebagai: Culture is the most fundamental determinant of a person's wants and
behavior. Yang kira2 mempunyai arti: Kebudayaan adalah faktor dasar yang paling
menentukan dari perilaku dan keinginan seseorang. Kebudayaan mencakup segala
cara atau pola pikir, merasakan dan bertindak yang manusia sebagai anggota
masyarakat. Perilaku konsumen ditentukan oleh kebudayaan, yang tercennin pada
cara hidup, kebiasaaii, dan tradisi dalam permintaan akan bennacam - macam
barang dan jasa di pasar dimana pcrusahaan dituntut untuk dapat memenuhinya. Perilaku
manusia sangat ditentukan oleh kebudayaan yang melingkupinya dan pengaruhnya
akan selalu berubah setiap waktu sesuai dengan perkembangan jaman dari
masyarakat tersebut.
b.
Kelas Sosial (social class) Menurut Kotler (1997:13) kelas sosial adalah sebuah
kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat yang
tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para anggota dalam setiap jenjang itu
memiliki nilai - nilai, kepentingan atau minat, serta tingkah laku yang sama.
Stimuli atau rangsangan lainnya terdiri dari
kekuatan-kekuatan dan kejadian-kejadian penting dalam lingkungan pembeli:
lingkungan ekonomi, teknologi, politik dan budaya”. Semua rangsangan ini akan
melewati kotak hitam pembeli dan menghasilkan serangkaian tanggapan dari para
pembeli yang bisa diteliti, sehinga pemasar perlu memahami apa yang terjadi
dengan kotak hitam antara rangsangan dan tanggapan.
Karakteristik
Stimulus yang Mempengaruhi Persepsi
- Unsur Indrawi, terdiri
dari warna, bau, rasa, bunyi dan raba.
Warna: memiliki konotasi
indrawi yang penting. Satu penelitian menguji satu merek deodorant roll-on yang
dikemas dalam tiga tabung dengan warna yang berbeda. Kebanyakan konsumen yang dijadikan
responden menyimpulakn produk berwarna tertentu cepat mengering dan efektif,
produk kedua dengan warna yang berbeda memiliki aroma yang kuat, produk yang
ketiga dengan warna yang lain tidak efektif dan menimbulkan iritasi. Ini
terjadi karena faktor perbedaan warna.
Rasa: dapat mempengaruhi
persepsi konsumen terhadap merek. Ketika PepsiCo meluncurkan Crystal Pepsi
untuk memenuhi selera konsumen yang menyukai rasa alami dan ringan, dengan
cepat mereka mampu mendapatkan 2% bagian pasar minuman ringan. Namun tidak lama
kemudian merosot. Kenapa? Karena ternyata konsumen berharap rasanya akan
seperti Pepsi Reguler, padahal Crystal jelas rasanya lebih ringan. Keadaan ini
diperparah dengan masalah warna. Sebagian besar konsumen mengasosiasikan
kejernihan dengan alami dan sehat, namun konsumen lain mengasosiasikan dengan
air biasa.
Bau: terutama menjadi penting bagi produk-produk kosmetik dan
makanan. Sebuah penelitian dilakukan dengan memberikan aroma yang berbeda pada
kertas tisu muka yang identik. Hasilnya, konsumen mempersepsikan satu tisu
lebih elegan dan mahal sementara tisu yang lain lebih cocok untuk dipakai
didapur. Hal ini juga berlaku dalam pembelian mobil. Dealer biasanya akan
menyemprotkan parfum dalam mobil sehingga mobil nampak “baru“.
Bunyi: merupakan stimulus indrawi yang penting. Beberapa
iklan produk untuk kalangan menengah kebawah di Indonesia diberikan back-sound
musik dangdut, sementara itu untuk produk yang ditujukan untuk kalangan
atas diiringi musik klasik. Namun demikian pemasar harus hati-hati dan
melakukan test terlebih dahulu untuk memastikan jenis musik tertentu memang
dapat menciptakan asosiasi positif terhadap merek.
Raba: sentuhan terhadap produk-produk tertentu juga dapat
mempengaruhi persepsi konsumen. Misalnya untuk produk kertas, atribut yang
diinginkan konsumen adalah kehalusan. Konsumen biasa menilai kualitas produk
tekstil, pakaian, karpet, furnitur dengan merabanya. Kehalusan mengindikasikan
kualitas.
-
Unsur Struktural Sejumlah temuan tentang elemen struktural yang kemudian
diterapkan dalam iklan cetak telah banyak diterbitkan dalam bentuk penelitian.
Misalnya:
o Makin
besar ukuran iklan, makin besar kemungkinannya diperhatikan.
o Posisi
10 halaman pertama majalah atau bagian atas halaman cetak lebih menarik
perhatian.
o Kontras
misalnya, gambar produk dengan latar belakang putih- cenderung lebih menarik
perhatian
o Kebaruan
juga mampu manarik perhatian
Karakteristik
Konsumen yang Mempengaruhi Persepsi
Dua
karakteristik penting yang turut mempengaruhi persepsi konsumen terhadap
stimuli adalah kemampuan konsumen membedakan stimuli dan kemampuan
menggeneralisasi dari satu stimulus kepada stimulus yang lainnya.
Kemampuan
membedakan stimuli merupakan hal yang dapat dipelajari. Umumnya konsumen yang
loyal akan lebih mampu mengenali perbedaan-perbedaan kecil dalam karakteristik
produk berbagai merek. Namun secara umum, kemampuan konsumen untuk membedakan
ciri-ciri indrawi seperti rasa dan perabaan bisa dikatakan sangat rendah.
Proses
Persepsi
- Penerimaan rangsang - Pada proses ini, individu menerima rangsangan dari berbagai sumber. Seseorang lebih senang memperhatikan salah satu sumber dibandingkan dengan sumber lainnya, apabila sumber tersebut mempunyai kedudukan yang lebih dekat atau lebih menarik baginya.
- Proses menyeleksi rangsang
- Setelah rangsang diterima kemudian diseleksi disini akan terlibat proses perhatian. Stimulus itu diseleksi untuk kemudian diproses lebih lanjut.
- Proses pengorganisasian
- Rangsang yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk
- Proses penafsiran
Setelah rangsangan
atau data diterima dan diatur, si penerima kemudian menafsirkan data itu
dengan berbagai cara. Setelah data tersebut dipersepsikan maka telah
dapat dikatakan sudah terjadi persepsi. Karena persepsi pada pokonya memberikan arti kepada berbagai
informasi yang diterima.
- Proses pengecekan - Setelah data ditafsir si penerima mengambil beberapa tindakan untuk mengecek apakah yang dilakukan benar atau salah. Penafsiran ini dapat dilakuakn dari waktu ke waktu untuk menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan atau sesuai dengan hasil proses selanjutnya.
- Proses reaksi - Lingkungan persepsi itu belum sempurna menimbulkan tindakan-tindakan itu biasanya tersembunyi atau terbuka.
Peran Ekspektasi pada Persepsi
Setiap
konsumen pasti mempunyai harapan dalam membuat suatu keputusan pembelian.
Harapan inilah yang mempunyai peran besar sebagai standar perbandingan dalam
mengevaluasi kualitas maupun kepuasan konsumen. Tentunya banyak faktor yang
mempengaruhinya, namun Valerie A. Zeithaml and Mary Jo Bitner mengelompokkan
faktor-faktor tesebut sebagai berikut :
1.
Word Of Mouth
Word
of mouth merupakan pernyataan (secar personal atau non personal) yang
disampaikan oleh orang lain selain organisasi (service provider) kepada
pelanggan. Word of mouth ini biasanya cepat diterima oleh pelanggan karena yang
menyampaikannya adalah mereka yang dapat dipercayai, seperti pakar, teman,
keluarga, publikasi media massa. Disamping itu word of mouth inijua cepat
diterima sebagai referensi karena pelanggan jasa biasanya sulit mengevaluasi
jasa yang belum dibelinya atau belum dirasakannya sendiri.
2.
Personal Need
Kebutuhan
yang dirasakan seseorang mendasar bagi kesejahteraannya juga sangat menentukan
harapannya. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisik, sosial, dan
psikologis.
3.
Past Experience (Pengalaman masa lalu)
Pengalaman
masa lalu meliputi hal-hal yang telah dipelajari atau diketahui pelanggan dari
yang pernah diterimanya pada masa sebelumnya. Harapan pelanggan ini dari waktu
ke waktu berkembang, seiring dengan semakin banyaknya informasi (non
experimental information) yang diterima pelanggan serta semakin
bertambahnya pengalaman pelanggan.
4.
External Communication (Komunikasi eksternal)
Faktor
ini merupakan pernyataan langsung atau tidak langsung oleh perusahaan tentang
jasanya pada pelanggan. Faktor ini akan memegang peranan penting dalam
membentuk harapan pelanggan terhadap perusahaan. Harapan ini dapat terbentuk
dari iklan-iklan media, personal selling, perjanjian atau komunikasi dengan
karyawan organisasi tersebut.
Sumber:
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/11/penegrtian-persepsi-konsumen
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2011/12/stimulus-pemasaran-stimulus-pemasaran
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pemasaran_dan_komunikasi/Bab%203.%20Meranc.%20Kom.%20Pemasaran
http://handy-perilakukonsumen.blogspot.com/2010/12/persepsi-konsumen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar