Halaman

Jumat, 22 November 2013

A-Biografi



Auto-Biografi

Di rumah sakit tengah kota Jakarta lahir seorang bayi pada tanggal 23 Juni 1994, yang diberi nama Muhammad Alvin Bahrul Ulum oleh ayahnya. Alvin (saya) kecil tinggal di pusat kota Jakarta bersama  nenek dan kakeknya serta orang tuanya. Ia tumbuh cukup baik disana, memiliki banyak teman, dan pergaulan yang luas. Pada usia 5 tahun ia pindah ke daerah Klender dan menempuh pendidikan dasarnya di SD N 10 Pagi Duren Sawit, Jakarta Timur. Saat SD ia mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Kungfu dan Pramuka, ekstrakulikuler kungfu dilakukan setiap pulang sekolah hari juma’at, sedangkan pramuka dilakukan pada hari sabtu setelah jam belajar selesai.

Pada saat SD ia sangat suka bermain sepak bola bersama teman-temannya di lapangan sekolah selepas jam belajar. Kegiatan ini hampir setiap hari dilakukannya. Seiring berjalannya waktu ia terus naik tingkat kelas hingga kelas 6. Setelah lulus SD ia melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP. SMP N 199 Jakarta Timur menjadi pilihan Alvin. Saat SMP ia menyibukkan diri di kegiatan yang berbeda dari sebelumnnya di SD, yaitu mengikuti ekstrakulikuler ROHIS. Selama mengikuti ROHIS, Alvin aktif di kegiatan marawis sebagai pemain simbal. Ekstrakulikuler ini dijalani mulai kelas 8 sampai kelas 9, selama itu Alvin pernah tampil dengan grup marawisnya di berbagai kesempatan yang cukup luar biasa. 

Sebelum saya lanjutkan, izinkan saya (penulis) mengubah sudut pandang disini, Alvin adalah saya, jadi sekarang saya ingin menjadi orang pertama tunggal di cerita ini. Saya dan grup marawis saya pernah tampil di Departemen Pariwisata sebagai pembuka di acara Maulid Nabi, tampil di Kantor Walikota Jakarta Timur untuk menyambut Walikota baru, dan yang tidak kalah menarik saya dan grup marawis saya pernah tampil sebagai penyambut rombongan Studi Banding dari Malaysia di sekolah saya sendiri, SMP N 199 Jakarta Timur.

Selepas SMP, saya melanjutkan ke SMA N 107 Jakarta Timur. Di masa ini lah sangat berkesan bagi saya, teman, pergaulan, dan kenangan yang sulit di lupakan terjadi di sekolah ini. Banyak cerita di masa sekolah SMA ini, mulai dari futsal, catur, kejuaraan bulu tangkis di kelas, hingga persahabatan yang mewarnai kisah di masa ini, sungguh mengesankan.

Saat kelas 10, sekolah saya mengadakan Study Tour ke Jogjakarta pada semester 2. Study Tour ini di adakan selama 5 hari 4 malam dengan agenda Home Stay di daerah kaki gunung Merbabu di desa Genikan. Disana kami banyak belajar tentang rasa syukur dalam kehidupan, karena kehidupan disana sangat lah terbatas, mulai dari pendidikan, disana hanya ada Sekolah dasar, jika ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi maka kita harus keluar desa yang jaraknya cukup jauh dan sulit untuk dijangkau bila tidak memiliki kendaraan pribadi, karena daerah ini cukup jauh dari jalan raya. Sangat berbeda dengan di Jakarta, di kota ini sangat mudah mendapatkan apa yang kita butuhkan, misal angkutan untuk ke sekolah, kita hanya perlu keluar rumah untuk beberapa meter lalu sudah ada angkutan umum yang menunggu. Sampai kelas 12 saya di sekolah ini kemudian lulus dengan nilai yang cukup baik kalo menurut saya di tengah-tengah teman-teman yang tidak lulus di luar sana. Saya lulus tahun 2011 dari sekolah yang penuh kenangan ini.

Kini saya seorang mahasiswa yang menuntut pendidikannya di Fakultas Ekonomi dengan jurusan Manajemen di salah satu universitas yang bermarkas besar di daerah Depok, Jawa Barat. Saya masuk dan terdaftar sebagai mahasisma universitas ini pada Tahun Ajaran 2011/2012. Saya rasa, atau memang kenyataannya, universitas ini sangat identik dengan warna ungu, mulai dari brosur tentang kampus hingga bis operasional universitas ini pun berwarna ungu, tapi sayang ada yang kurang, gedung perkuliahan kami tidak berwarna ungu. Mungkin pembaca sudah tahu universitas apa yang saya maksud. Ia, Universitas Gunadarma lah tempat saya bernaung untuk melanjutkan pendidikan saya ke jenjang Strata 1 setelah lulus SMA.

          Disinilah petualangan saya dimulai. Saya lalui semester 1 dan 2 dengan penuh penyesuain, dan dengan penuh penataan di semester 3 dan 4. Di semester 1 dan 2, mungkin saya hanya berkegiatan layaknya mahasiswa biasa yang pergi ke kampus, mendengarkan dosen, pulang ke rumah, dan mengerjakan tugas. Kali ini di semester 3 saya merasa lebih, menjadi lebih main futsal dan lebih main games. Seiring waktu berjalan, saya merenung bahwa hari-hari saya tidak bisa dan tidak boleh seperti ini terus. Suatu ketika saya berpikir untuk bisa aktif di suatu organisasi di dalam ataupun luar kampus. Singkat cerita, saya menemukan dalam pencarian saya akan sebuah organisasi yang bisa membuat saya menjadi lebih, lebih baik tentunya.

          Organisasi itu bernama Sharia Economic Forum atau biasa disingkat dengan SEF. Ini adalah organisasi dalam kampus sebagai Badan Semi Otonom dari BEM Fakultas Ekonomi. Saya mendaftar ke organisasi ini sekitar pertengahan bulan April 2013 saat semester 4, dan melalui cukup banyak tahap seleksi di dalamnya. Singkat cerita saya diterima dan menjadi keluarga baru di SEF dengan 20 teman saya lainnya yang juga diterima sebagai anggota baru di organisasi ini , Alhamdulillah. Dan organisasi inilah yang saya anggap akan mampu menjadikan saya menjadi pribadi yang lebih baik, insya Allah.

          Disini saya begitu banyak belajar, berawal dari saat tahap seleksi perekrutan yang begitu ketat dan disiplin, hingga sekarang saya sudah menjadi bagian dari keluarga di organisasi ini, yang akan selalu dituntut untuk berkepribadian IKHLAS & PROFESIONAL. Karena dua hal ini yang mendasari kami para penghuni Sharia Economic Forum (SEF) dalam menjalani aktifitas sehari-hari maupun aktifitas keorganisasian. Karena Segala sesuatu yang dilakukan dengan Ikhlas akan menjadi tindakan yang timbul dari dalam hati, sehingga pikiran dan tenaga akan berjalan seiring keikhlasan jiwa kita. Dan Profesional dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawab kita masing-masing.

Karena banyak pelajaran yang bisa saya resapi disini, saya sangat bersyukur Alhamdulillah bisa diterima dan bergabung sebagai keluarga Sharia Economic Forum (SEF) Angkatan 2013/2014. Tidak sedikit yang bisa saya petik dari organisasi ini. Kekeluargaan, persahabatan, kedisiplinan, kesabaaran, dan wawasan ekonomi syariah maupun ekonomi umum adalah beberapa hal yang saya dapatkan selama 2 bulan lebih ini saya menjadi anggota baru di Sharia Economic Forum (SEF). Sebuah nilai lebih yang mugkin tidak saya dapatkan di kelas kampus sehari-hari. Sehingga saya berharap ini adalah bagian dari langkah saya untuk bisa menjadi pribadi yang terus belajar dan berusaha, agar bisa menjadi pribadi yang lebih berharga dan dihargai lebih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar