Halaman

Minggu, 19 Oktober 2014

Jurnal Etika Bisnis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam menjalankan profesinya, seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain dengan kode etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi. Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban, yaitu kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas.
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
Berawal dari kenyataan diatas, maka penulis tertarik untuk menuyusun Penulisan Ilmiah dengan judul “Analisis Pengaruh Intensif dan Bonus Pada Karyawan Kantor Akuntan Publik MADANI Terhadap Etika Bisnis”.

1.2       Rumusan dan Batasan Masalah
1.2.1    Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengemukakan beberapa masalah penelitian :
1.      Seberapa besar pengaruh Intensif  terhadap Etika Bisnis pada KAP Madani?
2.      Seberapa besar pengaruh Bonus terhadap terhadap Etika Bisnis pada KAP Madani?
3.      Seberapa besar pengaruh Intensif dan Bonus secara bersama-sama terhadap terhadap Etika Bisnis pada KAP Madani?

1.2.2    Batasan Masalah
      Dalam penulisan ini, penulis membatasi masalah hanya mengenai persepsi kantor akuntan publik Madani terhadap etika bisnis.

1.3  Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.         Untuk mengetahui pengaruh Intensif terhadap terhadap Etika Bisnis pada KAP Madani.
2.         Untuk mengetahui pengaruh Bonus terhadap terhadap Etika Bisnis pada KAP Madani.
3.         Untuk mengetahui pengaruh Intensif dan Bonus secara bersama-sama terhadap terhadap Etika Bisnis pada KAP Madani.

1.4  Manfaat Penulisan
Peneliti berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait dengan pembahasan pada penelitian ini, pihak-pihak itu adalah :
1.4.1        Manfaat Akademis
Memberikan pengetahuan dan pengalaman baru bagi peneliti, khususnya yang berkaitan dengan realita dunia akuntan publik di Indonesia. Serta sebagai bahan referensi bagi mahasiswa dan juga bagi penelitian-penelitian setelah ini, khususnya yang berkaitan dengan etika bisnis.
1.4.2        Manfaat Praktis
Bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh praktisi akuntan publik, khususnya yang berkaitan dengan etika bisnis akuntan publik. Juga mampu memberikan pemahaman baru tentang faktor-faktor yang mempengaruhi etika bisnis dalam sebuah kantor akuntan publik.

1.5              Metode Penelitian
1.5.1        Objek Penelitian
Objek penelitian yang akan diamati/diteliti adalah Kantor Akuntan Publik Madani.
1.5.2        Data / Variabel
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa nilai Intensif dan Bonus per tahun terhadap etika bisnis pada KAP Madani, kepada 60 responden.

1.5.3        Metode Pengumpulan Data
a.    Wawancara
Metode ini dilakukan penulis dengan wawancara kepada pihak KAP Madani untuk mengetahui bagaimana respon KAP tersebut dalam menjalankan etika bisnis.

b.    Studi Pustaka
Pengumpulan data atau informasi yang dilakukan dengan cara didapat dari internet, jurnal, dan penelitian sejenis seperti penulisan ilmiah, skripsi, tesis, serta buku-buku yang mendukung proses penelitian ini.

1.5.4    Alat Analisis
            Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan menggunakan program SPSS versi 20. Dimana alat analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen mempengaruhi variabel dependen.









BAB II
KERANGKA TEORI

2.1       Kerangka Teori
Pengetian persepsi merupakan proses untuk memahami lingkungannya meliputi objek, orang, dan simbol atau tanda yang melibatkan proses kognitif (pengenalan). Proses kognitif adalah proses dimana individu memberikan arti melalui penafsirannya terhadap rangsangan (stimulus) yang muncul dari objek, orang, dan simbol tertentu. Dengan kata lain, persepsi mencakup penerimaan, pengorganisasian, dan penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap.
Menurut Walgito (1997: 53) agar individu dapat menyadari dan dapat membuat persepsi, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu berikut ini:
a. Adanya objek yang dipersepsikan (fisik).
b. Adanya alat indera/reseptor untuk menerima stimulus (fisiologis).
c. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi (psikologis).
Dari definisi di atas maka pengertian persepsi dalam penelitian ini adalah merupakan pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dalam perkataan lain, persepsi adalah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuly) (Rakhmat, 1993: 51).
Pengertian etika, dalam bahasa latin "ethica", berarti falsafah moral. Ia merupakan pedoman cara bertingkah laku yang baik dari sudut pandang budaya, susila serta agama. Sedangkan menurut Keraf (1997: 10), etika secara harfiah berasal dari kata Yunani ethos (jamaknya: ta etha), yang artinya sama persis dengan moralitas, yaitu adat kebiasaan yang baik
Istilah etika jika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998), memiliki tiga arti, yang salah satunya adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan seperangkat aturan/ norma/ pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok/ segolongan manusia/ masyarakat/ profesi.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1       Objek Penelitian
            Dalam penelitian ini, penulis memilih objek penelitian yaitu Kantor Akuntan Publik yang berkedudukan di Jl. Gabus No. 38, Kel. Mester, Kec. Bekasi Utara, Bekasi, Jawa Barat, Indonesia.

3.2       Data / Variabel Yang Digunakan
            Data yang digunakan adalah data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berupa prosedur etika bisnis di Kantor Akuntan Publik Madani.

3.3       Metode Pengumpulan Data
            a. Wawancara
Metode ini dilakukan penulis dengan wawancara kepada pihak KAP Madani untuk mengetahui bagaimana respon KAP tersebut dalam menjalankan etika bisnis.
b.      Studi Pustaka
Pengumpulan data atau informasi yang dilakukan dengan cara didapat dari internet, jurnal, dan penelitian sejenis seperti penulisan ilmiah, skripsi, tesis, serta buku-buku yang mendukung proses penelitian ini.

3.4       Kode Etik di KAP Madani
            1. Tanggung Jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
            2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.

            3. Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.
            4. Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
            5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.
            6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
            7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
            8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.



BAB IV
PEMBAHASAN

4.1.      Hasil Penelitian dan Analisis
4.1.1    Uji Asumsi Klasik
4.1.1.1 Uji Normalitas
            Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji normal data ini menggunakan metode analisis grafik dan melihat normal probability plot. Diperoleh hasil di bawah ini:

Gambar 4.1
Uji Normalitas
Description: Normal.JPG
                        Sumber: Data diolah penulis.

            Dari grafik di atas terlihat sebaran data pada chart rata-rata tersebar di sekliling garis lurus (tidak terpencar jauh dari garis lurus), maka dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas terpenuhi.

4.1.1.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Hasil uji seperti di bawah ini:
Tabel 4.1
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients


t


Sig.
Collinearity Statistics
B
Std. Error
Beta
Tolerance
VIF
1
(Constant)
9.000
1.212

7.428
.000


BI_Rate
.417
.217
.276
1.920
.060
.641
1.561
Inflasi
.153
.080
.277
1.925
.059
.641
1.561
a. Dependent Variable: Margin_Keuntungan
Sumber: Data diolah penulis.
           
            Dari hasil uji multikolinieritas diperoleh hasil bahwa semua variabel independen dari model regresi tidak terdapat multikolinieritas yang ditunjukkan oleh nilai VIF yang dibawah 10 (1,561 < 10) dan nilai Tolerance yang lebih besar dari 0,1 (0,641 > 0,1). Ini menunjukkan bahwa model regresi ini layak untuk digunakan karena tidak terdapat variabel yang mengalami multikolinieritas.

4.1.1.3 Uji Heteroskedastisitas
            Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi perbedaaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Yang diharapkan pada model regresi adalah yang homoskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas terlihat dengan menggunakan uji Scatterplot. Adapun hasil uji Scatterplot dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2
Uji Heteroskedastisitas
            Dari gambar hasil uji di atas, terlihat bahwa plot menyebar secara acak di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y (Regression Studentized Residual) dan tidak membentuk suatu pola atau tren garis tertentu. Oleh karena itu maka berdasarkan uji heteroskedastisitas menggunakan metode analisis grafik, pada model regresi yang terbentuk dinyatakan tidak terjadi heteroskedasitisitas.

4.2.2    Uji Regresi Linier Berganda
            Regresi linier berganda adalah hubungan secara linier atau dua variabel (X1 dan X2) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan dependen sehingga dapat diprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Berikut ini adalah hasil uji regresi linier berganda dengan mengolah data menggunakan SPSS yang disajikan dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2
Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
9.000
1.212

7.428
.000
BI_Rate
.417
.217
.276
1.920
.060
Inflasi
.153
.080
.277
1.925
.059
a.       Dependent Variable: Margin_Keuntungan
Sumber: Data diolah penulis.

            Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi berganda untuk Margin Keuntungan sebagai berikut:
            Y = 9,000 + 0,417X1 + 0,153X2
            Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda diatas dapat diartikan sebagai berikut:
·         Konstanta sebesar 9,000 artinya jika tingkat Intensif (X1) dan Bonus (X2) bernilai nol, maka Etika Bisnis (Y) nilainya sebesar 9,000.

·         Koefisien Intensif (X1) sebesar 0.417, artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Intensif mengalami kenaikan 1%, maka Etika Bisnis mengalami kenaikan sebesar 0,417 poin. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Intensif dengan Etika Bisnis.

·         Koefisien Bonus (X2) sebesar 0,153, artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Bonus mengalami kenaikan 1%, maka Etika Bisnis mengalami kenaikan sebesar 0,153 poin. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Bonus dengan Etika Bisnis.
4.2.3    Uji Goodness of Fit
4.2.3.1 Uji Determinasi
            Analisis determinasi dalam regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1 dan X2) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel dependen. Berikut hasil uji determinasi yang diolah menggunakan SPSS yang disajikan dalam tabel 4.3.
Tabel 4.3
Uji Determinasi
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.495a
.245
.218
.87746
a.       Predictors: (Constant), Inflasi, BI_Rate
Sumber: Data diolah penulis

            Koefisien Determinasi diperoleh sebesar 0,245, yang berarti bahwa perubahan nilai variabel Etika Bisnis (Y) secara bersama-sama ditentukan oleh variabel independennya, Intensif (X1) dan Bonus (X2) sebesar 24,5%. Sedangkan sisanya diterangkan oleh faktor-faktor lain diluar model. Variabel lain itu dapat berupa seperti faktor teknis, sosial, ekonomi, politik, dan lain-lain. Hal ini memiliki arti bahwa secara bersama-sama tingkat perubahan persentase pada kedua variabel independen tersebut berpengaruh terhadap perubahan nilai yang terjadi pada persentase Etika Bisnis.

4.2.3.2 Uji F
            Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan mempunyai pengaruh secara simultan terhadap semua variabel dependen. Berikut hasil uji F yang diolah menggunakan SPSS yang disajikan dalam Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Uji F
ANOVAa
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
14.206
2
7.103
9.226
.000b
Residual
43.886
57
.770


Total
58.092
59



a. Dependent Variable: Margin_Keuntungan
b. Predictors: (Constant), Inflasi, BI_Rate
Sumber: Data diolah penulis.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai signifikasi adalah sebesar 0.000 dan nilai F hitung sebesar 9,226. Dasar pengambilan keputusan adalah tingkat signifikansinya sebesar 5% atau 0,05 dan F tabel sebesar 3.16 (df1 = 2 dan df2 = 57). Karena nilai F hitung > F tabel (9,226 > 3,16) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka menunjukkan adanya pengaruh Intensif dan Bonus secara bersama-sama berpengaruh dalam Etika Bisnis.

4.2.3.3 Uji t
            Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial didalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji t disajikan dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5
Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
9.000
1.212

7.428
.000
BI_Rate
.417
.217
.276
1.920
.060
Inflasi
.153
.080
.277
1.925
.059
a.       Dependent Variable: Margin_Keuntungan
Sumber: Data diolah penulis.
            Hasil hipotesis penelitian pengaruh Intensif dan Bonus terhadap penentuan Etika Bisnis secara parsial akan dibahas sebagai berikut:
·         Dari persamaan regresi di atas, dapat dilihat bahwa nilai t hitung dari Intensif adalah sebesar 1,920 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,060. Walaupun t hitung sebesar 1,920 dimana masih lebih besar dari t tabel sebesar 1,67, namun tingkat signifikansinya melampaui 5% yaitu sebesar 6%, yang berarti Intensif tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Etika Bisnis, terlihat dari nilai beta sebesar 0,276.

·         Dari persamaan regresi di atas, dapat dilihat bahwa nilai t hitung dari Bonus adalah sebesar 1,925 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,059. Walaupun t hitung sebesar 1,925 dimana masih lebih besar dari t tabel sebesar 1,67, namun tingkat signifikansinya melampaui 5% yaitu sebesar 5,9%, yang berarti yang berarti Bonus tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Etika Bisnis, terlihat dari nilai beta sebesar 0,277.

4.3       Rangkuman Hasil Penelitian
Tabel 4.6
Hasil Penelitian
Variabel
Pengaruh
Dependen
Independen
Nilai
Signifikansi
Arah
Signifikansi
Etika Bisnis
Intensif
0.276
0.060 > 0,05
Positif
Tidak
Bonus
0.277
0,059 > 0,05
Positif
Tidak
Simultan
0,245
0,000 < 0,05
Positif
Diterima
Sumber: Data diolah penulis.

            Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa selama periode amatan, tingkat Intensif tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Etika Bisnis. Begitu juga dengan Bonus, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode amatan, tingkat Bonus juga tidak berpengaruh signifikan terhadap Etika Bisnis.
            Berbeda dengan pengaruh secara parsial di atas, hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa selama periode amatan, tingkat Intensif dan Bonus berpengaruh positif secara bersama-sama terhadap Etika Bisnis pada KAP Madani. Karena nilai F hitung > F tabel (9,226 > 3,16) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Jadi jika Intensif dan Bonus mengalami kenaikan maka Etika Bisnis Murabahah akan mengalami kenaikan.









BAB V
PENUTUP


5.1       Kesimpulan
            Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV maka dapat diambil simpulan diantaranya:
·         Intensif tidak berpengaruh signifikan terhadap Etika Bisnis pada KAP Madani secara parsial, karena tingkat signifikansinya mencapai 0,06 yang melebihi 0,05 dimana dari hasil ini menyatakan pengaruh dari variabel ini tidak terjadi.

·         Hasil pengujian menunjukkan bahwa fluktuasi tingkat Bonus tidak berpengaruh signifikan terhadap Etika Bisnis pada KAP Madani secara parsial, karena tingkat signifikansinya mencapai 0,059 yang melebihi 0,05 dimana dari hasil ini menyatakan pengaruh dari variabel ini tidak terjadi.

·         Berbeda dengan pengujian secara pasrsial, pada pengujian secara simultan menunjukkan bahwa kenaikan Intensif dan Bonus secara bersama-sama memiliki pengaruh 24,5% dan berpengaruh signifikan terhadap Etika Bisnis pada KAP Madani, karena tingkat signifikansinya mencapai 0,000 yang kurang dari 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa jika kedua variabel tersebut mengalami kenaikan maka Etika Bisnis pada KAP Madani juga akan mengalami kenaikan. Sisanya 75,5% dipengaruhi faktor lain.

5.2       Saran
            Bersadasarkan kesimpulan penelitian di atas, penulis ingin memberikan saran yaitu, walaupun pengaruh variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Etika Bisnis, tetapi kedua variabel ini tidak bisa dianggap sebelah mata, karena jika terjadi peningkatan atau penurunan, maka variabel ini secara parsial akan dapat mempengaruhi secara signifikan.


DAFTAR PUSTAKA

Desriani, Rahmi, 2001. ”Persepsi Akuntan terhadap Kode Etik Akuntan Indonesia”. Thesis S-2. Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
Payamta, Triyono dan Zainuddin. 1997. Akuntan sebagai Profesi Etis. Perspektif, No. 6, Edisi: April-Juni.
Sihwahjoeni dan Gudono. 1999. “Persepsi Akuntan terhadap Kode Etik Akuntan”. Nasional Akuntansi II. IAI-KAPd: September.
http://airanursyahidah90.wordpress.com/kode-etik
http://jurnalmasbro.wordpress.com/2013/10/05/perilaku-etika-dalam-bisnis-jurnal
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_8854662

Tidak ada komentar:

Posting Komentar