Resensi Buku "Islamku Islam Anda Islam Kita: Agama Masyarakat Negara Demokrasi"
Judul Islamku
Islam Anda Islam Kita: Agama Masyarakat Negara Demokrasi
No. ISBN 979-98737-0-3
Penulis Abdurrahman
Wahid
Penerbit The
Wahid Institute
Tanggal terbit Agustus -
2006
Jumlah Halaman 441
Jenis Cover Soft
Cover
Kategori Sosial-Politik
Teks Bahasa Indonesia
Adurrahman Wahid atau biasa dikenal dengan nama Gus Dur adalah seorang akademisi intelektual muslim yang tidak
sedikit masyarakat dunia tahu. Pandangannya terhadap berbagai permasalahan, selalu dinilainya dengan sudut pandang yang terbuka. Gus Dur sangat memfokuskan dirinya atas penolakan terhadap formalisasi
agama atau syari‘atisasi Islam. Penolakan demikian karena hal
tesebut, justru akan tidak menghiraukan pluralitas masyarakat yang berakhir pada
menguatnya tindakan diskriminasi dan penindasan dalam kelas-kelas sosial. Pada essai yang berjudul "Islam: Ideologi atau Kultural?", kita dapat lihat pandangan Gus Dur tentang hal ini dikemukakan.
Buku yang berjudul Islamku Islam Anda Islam Kita, sebuah penggambaran
intelektual yang bukan saja tidak linier, tetapi juga berproses. Itu terlihat
misalnya dalam pengakuan Gus Dur sendiri, yang melihat Islam sebagai agama yang
tengah mengalami perubahan-perubahan besar. Benang merah yang sangat penting
dari pemikiran Gus Dur adalah penolakannya terhadap formalisasi, ideologisasi,
dan syaria'tisasi Islam. Sebaliknya, Gus Dur melihat bahwa kejayaan Islam
justru terletak pada kemampuan agama ini untuk berkembang secara kultural.
Dengan kata lain, Gus Dur lebih memberikan apresiasi kepada upaya
kulturalisasi.
Kelebihan:
- Pandangan yang disampaikan bersifat umum sehingga
penafsiran terhadap suatu hal sangat
bersifat
terbuka.
- Tidak
melihat suatu permasalahn hanya dari satu sudut pandang.
-
Argumen atau pendapat yang dikemukan hampir semua berlandaskan Al Qur'an dan
Hadist.
- Tidak
sedikit gaya menulis yang mengembalikan pandangan ke pembaca untuk di
interpretasikan sendiri.
-
Bahasa yang digunakan cukup sederhana sehingga tidak sulit untuk dicerna
pembaca.
Kekurangan:
Terkadang pendapat yang disampaikan
cukup dalam yang tidak mudah untuk dimengerti sehingga pembaca harus dua kali
atau bahkan berkali-kali membaca bagian yang sama untuk memahami maksud dari
apa yang ditulis. Tapi, hal ini tentu karena tidak mudah bahasan yang diangkat
sehingga butuh penjelasan yang mendetail.
Harapan dan Saran
Diharapkan buku ini bisa menjadi fasilitas
bagi kita sebagai negara Indonesia yang berideologikan Pancasila dan sistem
pemerintahan Demokrasi untuk membuka pandangan bahwa Indonesia berideologikan
satu bukan dua atau lebih, yaitu Ideologi Pancasila. Hal ini ditegaskan oleh
Mantan Presiden ke 4 Indonesia itu karena belakangan ini tidak sedikit
kelompok-kelompok yang memiliki pemahaman untuk menjadikan hukum Islam menjadi
hukum negara Indonesia dan ingin menjadikan Indonesia sebagai negara Islam,
tentu hal ini sangat ditolak oleh Gus Dur. Pemahaman seperti ini akan
menjadikan warga negara non-muslim menjadi warga negara kelas dua.
Saran untuk buku ini? Agak sulit
sepertinya untuk memberi saran untuk buku yang satu ini, karena sebenarnya buku
ini adalah kumpulan esai dan artikel yang ditulis Abdurrahman Wahid dan
diterbitkan pada media-media cetak pada waktu itu seperti, Duta Masyarakat,
Kedaulatan Rakyat, Memorandum, dan ada juga di Kompas. Karena buku kumpulan
dari esai dan artikel yang diterbitkan pada media cetak, pastinya esai dan
artikel-artikel itu sudah melalui penyuntingan yang lebih mendetail sehingga
minim kekurangan. Tetapi tetap tidak menutup kenyataan yang ada seperti
kekurangan yang resensator sampaikan di atas bahwa terkadang pendapat yang
disampaikan cukup dalam yang tidak mudah untuk dimengerti, hal ini menjadi
koreksi tersendiri bagi resensator yang sebaiknya penyampaian kata-kata lebih
disederhanakan lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar