Halaman

Senin, 09 Juni 2014

Resensi



Resensi Buku "Islamku Islam Anda Islam Kita: Agama Masyarakat Negara Demokrasi"


Judul                                     Islamku Islam Anda Islam Kita: Agama Masyarakat Negara Demokrasi
No. ISBN                               979-98737-0-3
Penulis                                  Abdurrahman Wahid
Penerbit                                The Wahid Institute
Tanggal terbit                       Agustus - 2006
Jumlah Halaman                 441
Jenis Cover                           Soft Cover
Kategori                                Sosial-Politik
Teks Bahasa                          Indonesia

Adurrahman Wahid atau biasa dikenal dengan nama Gus Dur adalah seorang akademisi intelektual muslim yang tidak sedikit masyarakat dunia tahu. Pandangannya terhadap berbagai permasalahan, selalu dinilainya dengan sudut pandang yang terbuka. Gus Dur sangat memfokuskan dirinya atas penolakan terhadap formalisasi agama atau syari‘atisasi Islam. Penolakan demikian karena hal tesebut, justru akan tidak menghiraukan pluralitas masyarakat yang berakhir pada menguatnya tindakan diskriminasi dan penindasan dalam kelas-kelas sosial. Pada essai yang berjudul "Islam: Ideologi atau Kultural?", kita dapat lihat pandangan Gus Dur tentang hal ini dikemukakan.
Buku yang berjudul Islamku Islam Anda Islam Kita, sebuah penggambaran intelektual yang bukan saja tidak linier, tetapi juga berproses. Itu terlihat misalnya dalam pengakuan Gus Dur sendiri, yang melihat Islam sebagai agama yang tengah mengalami perubahan-perubahan besar. Benang merah yang sangat penting dari pemikiran Gus Dur adalah penolakannya terhadap formalisasi, ideologisasi, dan syaria'tisasi Islam. Sebaliknya, Gus Dur melihat bahwa kejayaan Islam justru terletak pada kemampuan agama ini untuk berkembang secara kultural. Dengan kata lain, Gus Dur lebih memberikan apresiasi kepada upaya kulturalisasi.

Kelebihan:
- Pandangan yang disampaikan bersifat umum sehingga penafsiran terhadap suatu hal sangat
   bersifat terbuka.
- Tidak melihat suatu permasalahn hanya dari satu sudut pandang.
- Argumen atau pendapat yang dikemukan hampir semua berlandaskan Al Qur'an dan Hadist.
- Tidak sedikit gaya menulis yang mengembalikan pandangan ke pembaca untuk di
   interpretasikan sendiri.
- Bahasa yang digunakan cukup sederhana sehingga tidak sulit untuk dicerna pembaca.

Kekurangan:
            Terkadang pendapat yang disampaikan cukup dalam yang tidak mudah untuk dimengerti sehingga pembaca harus dua kali atau bahkan berkali-kali membaca bagian yang sama untuk memahami maksud dari apa yang ditulis. Tapi, hal ini tentu karena tidak mudah bahasan yang diangkat sehingga butuh penjelasan yang mendetail.

Harapan dan Saran
            Diharapkan buku ini bisa menjadi fasilitas bagi kita sebagai negara Indonesia yang berideologikan Pancasila dan sistem pemerintahan Demokrasi untuk membuka pandangan bahwa Indonesia berideologikan satu bukan dua atau lebih, yaitu Ideologi Pancasila. Hal ini ditegaskan oleh Mantan Presiden ke 4 Indonesia itu karena belakangan ini tidak sedikit kelompok-kelompok yang memiliki pemahaman untuk menjadikan hukum Islam menjadi hukum negara Indonesia dan ingin menjadikan Indonesia sebagai negara Islam, tentu hal ini sangat ditolak oleh Gus Dur. Pemahaman seperti ini akan menjadikan warga negara non-muslim menjadi warga negara kelas dua.
            Saran untuk buku ini? Agak sulit sepertinya untuk memberi saran untuk buku yang satu ini, karena sebenarnya buku ini adalah kumpulan esai dan artikel yang ditulis Abdurrahman Wahid dan diterbitkan pada media-media cetak pada waktu itu seperti, Duta Masyarakat, Kedaulatan Rakyat, Memorandum, dan ada juga di Kompas. Karena buku kumpulan dari esai dan artikel yang diterbitkan pada media cetak, pastinya esai dan artikel-artikel itu sudah melalui penyuntingan yang lebih mendetail sehingga minim kekurangan. Tetapi tetap tidak menutup kenyataan yang ada seperti kekurangan yang resensator sampaikan di atas bahwa terkadang pendapat yang disampaikan cukup dalam yang tidak mudah untuk dimengerti, hal ini menjadi koreksi tersendiri bagi resensator yang sebaiknya penyampaian kata-kata lebih disederhanakan lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar