Halaman

Senin, 21 Januari 2013

UMKM


        UMKM Indonesia Jalin Mitra Dengan Korsel
        Kementerian Koperasi dan UKM  kini semakin mengepakkan sayapnya ketingkat yang lebih luas, dengan bekerja sama dengan Small and Medium Business Agency Korea Selatan dalam pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
         Seperti yang dikatakan Song Jong Ho, Administrator Small and Medium Business Agency (SMBA), ”Kerja sama itu khusus untuk memfasilitasi pembiayaan, teknologi, pemasaran, inkubator dan peningkatan kualitas sumber daya manusia pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia,”, yang disampaikan oleh Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Agus Muharram.
            Kesepakatan kerja ini di sepakati oleh kedua belah pihak saat Kementerian Koperasi dan UKM melakukan kunjungan kerja ke Korea Selatan, beberapa hari lalu. Kerjasama ini diharapkan mampu meningkatkan peran UMKM yang lebih kompetitif dalam perekonomian nasional maupun internasional. Kemampuan UMKM selama ini sedikit-banyak memang sudah terlihat dalam menyokong perekonomian di Indonesia, ini terbukti dari kemampuan UMKM yang mampu memberi kontribusi pada jumlah badan usaha di Indonesia sebesar 99 persen serta 99,6 persen dalam hal penyerapan tenaga kerja.
          Selain mengunjungi SMBA, Agus juga berkunjung ke Small Business Training Institute (SBTI) Korsel. Lembaga pelatihan khusus UMKM tersebut berdiri pada 1982, dan sedikitnya melatih sekitar 35.000 peserta setiap tahun. Khususnya untuk melatih SDM yang terkait demean pemanfaatan teknologi, kualitas, manajemen, dan informasi teknologi (IT).


Sumber: Bisnis Indonesia

Sabtu, 19 Januari 2013

Seputar Koperasi


Ribuan Koperasi Naik Peringkat
      Begitu banyak koperasi yang telah menunjukkan fungsi latennya dalam menyokong kehidupan perekonomian di Indonesia, karena peran dan keberadaannya yang stabil, yang hampir tidak terpengaruh oleh fluktuasi ekonomi. Atas peran dan segala potensinya, pemerintah pun melaksanakan pemeringkatan terhadap 55.516 koperasi atau diperkirakan mencapai 78,53% dari target pemeringkatan yang dicanangkan 70.000 unit koperasi dari keseluruhan koperasi yang berjumlah 192.443 unit koperasi.
      Pemeringkatan ini dilaksanakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM untuk menilai kondisi dan kinerja koperasi dalam kegiatan operasinya, penilaian ini berdasarkan sistem pengukuran objektif dan transparan serta ditentukan dengan kriteria-kriteria tertentu.
        Penilaian ini tidak hanya menunjukkan tingkat kinerja koperasi, tapi juga kualitas dari setiap koperasi. Seperti yang dikemukakan oleh Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM, Setyo Heriyanto, bahwa sistem penilaian yang dilakukan sekaligus menggambarkan tingkat atau kualitas setiap koperasi. Program ini berjalan setiap tahun, namun pelaksanannya disesuaikan dengan kemampuan APBN.
     ”Pencapaian koperasi berkualitas di atas rata-rata ditemukan pada 15 provinsi, dan provinsi lainnya masih berada di bawah peringkat kinerja koperasi di 15 provinsi yang menata kinerjanya dengan baik,” ujarnya kepada surat-kabar harian, Selasa (15/1/2013).
        Sumbar, Bengkulu,Lampung, Babel, Jateng, DIY, Jatim, Banten, Bali, NTB, NTT, Kalsel, Sulsel, Kalbar, Kalteng, Sultra, dan Gorontalo adalah 15 provinsi yang mampu menunjukkan kinerja koperasinya di atas 75% yang berakibat meningkatnya jumlah koperasi berkualitas.
        Menurut Setyo, terdapat 9 provinsi yang hanya mampu menunjukkan kinerja dibawah 50%, provinsi itu adalah Aceh, Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Jabar, Kalbar, Kalteng, dan Sulut. Sedangkan 9 provinsi lainnya , yakni Kepri, DKI Jakarta, Kaltim, Sulteng, Sulbar, Maluku, Malut, Irian Jaya, dan Papua mempunyai kinerja 50%.
        Sehingga secara tidak langsung dengan kegiatan ini, diharapkan akan lebih banyak koperasi yang terpacu untuk membaikkan kualitas kinerjanya.


Sumber: Bisnis Indonesia