BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam
menjalankan profesinya, seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode
etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia.
Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang
memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama
anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain dengan kode etik akuntan
juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau
masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya
karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam
kode etik profesi. Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk
mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah
ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban,
yaitu kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas.
Dalam melaksanakan
tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya. Sebagai
profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan
peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa
profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja
sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara
kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur
dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan
meningkatkan tradisi profesi.
Berawal dari kenyataan diatas, maka penulis tertarik untuk menuyusun
Penulisan Ilmiah dengan judul “Analisis
Pengaruh Intensif dan Bonus Pada Karyawan Kantor Akuntan Publik MADANI Terhadap
Etika Bisnis”.
1.2
Rumusan dan Batasan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan di atas, maka peneliti mengemukakan beberapa masalah penelitian
:
1.
Seberapa besar pengaruh Intensif terhadap Etika Bisnis pada KAP Madani?
2.
Seberapa besar pengaruh Bonus terhadap terhadap
Etika Bisnis pada KAP Madani?
3.
Seberapa besar pengaruh Intensif dan Bonus
secara bersama-sama terhadap terhadap Etika
Bisnis pada KAP Madani?
1.2.2
Batasan Masalah
Dalam
penulisan ini, penulis membatasi masalah hanya mengenai persepsi kantor akuntan
publik Madani terhadap etika bisnis.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai
tujuan sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui pengaruh Intensif terhadap
terhadap Etika Bisnis pada KAP Madani.
2.
Untuk mengetahui pengaruh Bonus terhadap
terhadap Etika Bisnis pada KAP Madani.
3.
Untuk
mengetahui pengaruh Intensif dan Bonus
secara bersama-sama terhadap terhadap Etika
Bisnis pada KAP Madani.
1.4 Manfaat Penulisan
Peneliti berharap
penelitian ini bisa bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait dengan
pembahasan pada penelitian ini, pihak-pihak itu adalah :
1.4.1
Manfaat
Akademis
Memberikan pengetahuan
dan pengalaman baru bagi peneliti, khususnya yang berkaitan dengan realita
dunia akuntan publik di Indonesia. Serta sebagai bahan referensi bagi mahasiswa
dan juga bagi penelitian-penelitian setelah ini, khususnya yang berkaitan dengan
etika bisnis.
1.4.2
Manfaat
Praktis
Bisa dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh praktisi akuntan publik,
khususnya yang berkaitan dengan etika bisnis akuntan publik. Juga mampu
memberikan pemahaman baru tentang faktor-faktor yang mempengaruhi etika bisnis
dalam sebuah kantor akuntan publik.
1.5
Metode Penelitian
1.5.1
Objek Penelitian
Objek
penelitian yang akan diamati/diteliti adalah Kantor Akuntan Publik Madani.
1.5.2
Data / Variabel
Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa nilai Intensif
dan Bonus per tahun terhadap etika bisnis pada KAP Madani, kepada 60 responden.
1.5.3
Metode Pengumpulan Data
a.
Wawancara
Metode ini dilakukan penulis dengan wawancara kepada
pihak KAP Madani untuk mengetahui bagaimana respon KAP tersebut dalam menjalankan
etika bisnis.
b.
Studi Pustaka
Pengumpulan data atau informasi yang dilakukan
dengan cara didapat dari internet, jurnal, dan penelitian sejenis seperti
penulisan ilmiah, skripsi, tesis, serta buku-buku yang mendukung proses penelitian
ini.
1.5.4 Alat
Analisis
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan
alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan menggunakan
program SPSS versi 20. Dimana alat analisis ini digunakan untuk mengetahui
seberapa besar variabel independen mempengaruhi variabel dependen.
BAB
II
KERANGKA
TEORI
2.1 Kerangka
Teori
Pengetian persepsi merupakan proses untuk memahami lingkungannya
meliputi objek, orang, dan simbol atau tanda yang melibatkan proses kognitif
(pengenalan). Proses kognitif adalah proses dimana individu memberikan arti
melalui penafsirannya terhadap rangsangan (stimulus) yang muncul dari objek,
orang, dan simbol tertentu. Dengan kata lain, persepsi mencakup penerimaan,
pengorganisasian, dan penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara
yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap.
Menurut Walgito (1997: 53) agar individu dapat menyadari dan dapat
membuat persepsi, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu berikut
ini:
a. Adanya objek yang dipersepsikan (fisik).
b. Adanya alat indera/reseptor untuk menerima stimulus (fisiologis).
c. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama dalam mengadakan
persepsi (psikologis).
Dari definisi di atas maka pengertian persepsi dalam penelitian ini
adalah merupakan pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dalam
perkataan lain, persepsi adalah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory
stimuly) (Rakhmat, 1993: 51).
Pengertian etika, dalam bahasa latin "ethica", berarti
falsafah moral. Ia merupakan pedoman cara bertingkah laku yang baik dari sudut
pandang budaya, susila serta agama. Sedangkan menurut Keraf (1997: 10), etika
secara harfiah berasal dari kata Yunani ethos (jamaknya: ta etha), yang artinya
sama persis dengan moralitas, yaitu adat kebiasaan yang baik
Istilah etika jika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998),
memiliki tiga arti, yang salah satunya adalah nilai mengenai benar dan salah
yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dari beberapa definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa etika merupakan seperangkat aturan/ norma/ pedoman yang
mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus
ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok/ segolongan manusia/ masyarakat/
profesi.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek
Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis memilih objek
penelitian yaitu Kantor Akuntan Publik yang berkedudukan di
Jl. Gabus No. 38, Kel. Mester, Kec. Bekasi Utara, Bekasi, Jawa Barat,
Indonesia.
3.2 Data / Variabel Yang Digunakan
Data yang digunakan adalah data sekunder. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berupa prosedur etika
bisnis di Kantor Akuntan Publik Madani.
3.3 Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Metode ini dilakukan
penulis dengan wawancara kepada pihak KAP Madani untuk mengetahui bagaimana
respon KAP tersebut dalam menjalankan etika bisnis.
b.
Studi Pustaka
Pengumpulan data atau
informasi yang dilakukan dengan cara didapat dari internet, jurnal, dan
penelitian sejenis seperti penulisan ilmiah, skripsi, tesis, serta buku-buku
yang mendukung proses penelitian ini.
3.4 Kode
Etik di KAP Madani
1. Tanggung Jawab profesi
Dalam melaksanakan
tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota
berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik,
menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.
3. Integritas
Integritas adalah suatu
elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas
merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan
(benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.
4. Obyektivitas
Setiap anggota harus
menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan
kewajiban profesionalnya.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian
Profesional
Setiap anggota harus
melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan,
serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan
profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau
pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling
mutakhir.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus
menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa
profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus
berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus
melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar
profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati,
anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa
selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Penelitian dan Analisis
4.1.1 Uji
Asumsi Klasik
4.1.1.1 Uji
Normalitas
Uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen,
variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Untuk menguji normal data ini menggunakan metode analisis grafik dan melihat normal probability plot. Diperoleh hasil
di bawah ini:
Gambar 4.1
Uji Normalitas
Sumber: Data diolah penulis.
Dari grafik di atas terlihat sebaran
data pada chart rata-rata tersebar di sekliling garis lurus (tidak terpencar
jauh dari garis lurus), maka dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas terpenuhi.
4.1.1.2 Uji
Multikolinieritas
Uji
multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel independen. Hasil uji seperti di bawah ini:
Tabel 4.1
Uji
Multikolinieritas
Coefficientsa
|
||||||||
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
Collinearity
Statistics
|
|||
B
|
Std.
Error
|
Beta
|
Tolerance
|
VIF
|
||||
1
|
(Constant)
|
9.000
|
1.212
|
|
7.428
|
.000
|
|
|
BI_Rate
|
.417
|
.217
|
.276
|
1.920
|
.060
|
.641
|
1.561
|
|
Inflasi
|
.153
|
.080
|
.277
|
1.925
|
.059
|
.641
|
1.561
|
|
a. Dependent Variable: Margin_Keuntungan
|
Sumber: Data diolah
penulis.
Dari
hasil uji multikolinieritas diperoleh hasil bahwa semua variabel independen
dari model regresi tidak terdapat multikolinieritas yang ditunjukkan oleh nilai
VIF yang dibawah 10 (1,561 < 10) dan nilai Tolerance yang lebih besar dari 0,1 (0,641 > 0,1). Ini menunjukkan bahwa model regresi ini layak
untuk digunakan karena tidak terdapat variabel yang mengalami
multikolinieritas.
4.1.1.3 Uji
Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi terjadi perbedaaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Yang diharapkan pada model regresi adalah
yang homoskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas terlihat dengan
menggunakan uji Scatterplot. Adapun hasil uji Scatterplot dapat dilihat pada
gambar 4.2.
Gambar 4.2
Uji Heteroskedastisitas
Dari gambar hasil uji di atas, terlihat bahwa plot
menyebar secara acak di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y (Regression Studentized Residual) dan
tidak membentuk suatu pola atau tren garis tertentu. Oleh karena itu maka
berdasarkan uji heteroskedastisitas menggunakan metode analisis grafik, pada
model regresi yang terbentuk dinyatakan tidak terjadi heteroskedasitisitas.
4.2.2 Uji
Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda adalah hubungan secara linier
atau dua variabel (X1 dan X2) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini
digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan dependen
sehingga dapat diprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan. Berikut ini adalah hasil uji
regresi linier berganda dengan mengolah data menggunakan SPSS yang disajikan
dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2
Uji Regresi
Berganda
Coefficientsa
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std.
Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
9.000
|
1.212
|
|
7.428
|
.000
|
BI_Rate
|
.417
|
.217
|
.276
|
1.920
|
.060
|
|
Inflasi
|
.153
|
.080
|
.277
|
1.925
|
.059
|
a. Dependent Variable: Margin_Keuntungan
Sumber:
Data diolah penulis.
Dari
tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi berganda untuk Margin
Keuntungan sebagai berikut:
Y
= 9,000 + 0,417X1 + 0,153X2
Koefisien-koefisien persamaan regresi linier
berganda diatas dapat diartikan sebagai berikut:
·
Konstanta
sebesar 9,000 artinya jika tingkat Intensif (X1) dan Bonus (X2) bernilai nol,
maka Etika Bisnis (Y) nilainya sebesar 9,000.
·
Koefisien Intensif
(X1) sebesar 0.417, artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Intensif
mengalami kenaikan 1%, maka Etika Bisnis mengalami kenaikan sebesar 0,417 poin.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Intensif
dengan Etika Bisnis.
·
Koefisien Bonus
(X2) sebesar 0,153, artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Bonus
mengalami kenaikan 1%, maka Etika Bisnis mengalami kenaikan sebesar 0,153 poin.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Bonus dengan
Etika Bisnis.
4.2.3 Uji
Goodness of Fit
4.2.3.1 Uji
Determinasi
Analisis determinasi dalam regresi
linier berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh
variabel independen (X1 dan X2) secara serentak terhadap variabel dependen (Y).
Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel dependen.
Berikut hasil uji determinasi yang diolah menggunakan SPSS yang disajikan dalam
tabel 4.3.
Tabel 4.3
Uji Determinasi
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted
R Square
|
Std.
Error of the Estimate
|
1
|
.495a
|
.245
|
.218
|
.87746
|
a.
Predictors:
(Constant), Inflasi, BI_Rate
Sumber: Data diolah penulis
Koefisien
Determinasi diperoleh sebesar 0,245, yang berarti bahwa perubahan nilai
variabel Etika Bisnis (Y) secara bersama-sama ditentukan oleh variabel
independennya, Intensif (X1) dan Bonus (X2) sebesar 24,5%. Sedangkan sisanya
diterangkan oleh faktor-faktor lain diluar model. Variabel lain itu dapat
berupa seperti faktor teknis, sosial, ekonomi, politik, dan lain-lain. Hal ini
memiliki arti bahwa secara bersama-sama tingkat perubahan persentase pada kedua
variabel independen tersebut berpengaruh terhadap perubahan nilai yang terjadi
pada persentase Etika Bisnis.
4.2.3.2 Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah
semua variabel independen yang dimasukkan mempunyai pengaruh secara simultan
terhadap semua variabel dependen. Berikut hasil uji F yang diolah menggunakan
SPSS yang disajikan dalam Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Uji F
ANOVAa
|
||||||
Model
|
Sum of
Squares
|
df
|
Mean
Square
|
F
|
Sig.
|
|
1
|
Regression
|
14.206
|
2
|
7.103
|
9.226
|
.000b
|
Residual
|
43.886
|
57
|
.770
|
|
|
|
Total
|
58.092
|
59
|
|
|
|
|
a. Dependent Variable: Margin_Keuntungan
|
||||||
b. Predictors: (Constant), Inflasi, BI_Rate
|
Sumber: Data diolah
penulis.
Dari
hasil perhitungan diperoleh nilai signifikasi adalah sebesar 0.000 dan nilai F
hitung sebesar 9,226. Dasar pengambilan keputusan adalah tingkat
signifikansinya sebesar 5% atau 0,05 dan F tabel sebesar 3.16 (df1 = 2 dan df2
= 57). Karena nilai F hitung > F tabel (9,226 > 3,16) dan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka menunjukkan adanya pengaruh Intensif
dan Bonus secara bersama-sama berpengaruh dalam Etika Bisnis.
4.2.3.3 Uji t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara parsial didalam menerangkan variasi
variabel dependen. Hasil uji t disajikan dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5
Uji t
Coefficientsa
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std.
Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
9.000
|
1.212
|
|
7.428
|
.000
|
BI_Rate
|
.417
|
.217
|
.276
|
1.920
|
.060
|
|
Inflasi
|
.153
|
.080
|
.277
|
1.925
|
.059
|
a. Dependent Variable: Margin_Keuntungan
Sumber: Data diolah
penulis.
Hasil
hipotesis penelitian pengaruh Intensif dan Bonus terhadap penentuan Etika
Bisnis secara parsial akan dibahas sebagai berikut:
·
Dari persamaan
regresi di atas, dapat dilihat bahwa nilai t hitung dari Intensif adalah
sebesar 1,920 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,060. Walaupun t hitung
sebesar 1,920 dimana masih lebih besar dari t tabel sebesar 1,67, namun tingkat
signifikansinya melampaui 5% yaitu sebesar 6%, yang berarti Intensif tidak
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Etika Bisnis, terlihat dari
nilai beta sebesar 0,276.
·
Dari persamaan
regresi di atas, dapat dilihat bahwa nilai t hitung dari Bonus adalah sebesar
1,925 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,059. Walaupun t hitung sebesar 1,925
dimana masih lebih besar dari t tabel sebesar 1,67, namun tingkat
signifikansinya melampaui 5% yaitu sebesar 5,9%, yang berarti yang berarti Bonus
tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Etika Bisnis, terlihat
dari nilai beta sebesar 0,277.
4.3 Rangkuman Hasil Penelitian
Tabel 4.6
Hasil Penelitian
Variabel
|
Pengaruh
|
||||
Dependen
|
Independen
|
Nilai
|
Signifikansi
|
Arah
|
Signifikansi
|
Etika Bisnis
|
Intensif
|
0.276
|
0.060 > 0,05
|
Positif
|
Tidak
|
Bonus
|
0.277
|
0,059 > 0,05
|
Positif
|
Tidak
|
|
Simultan
|
0,245
|
0,000 < 0,05
|
Positif
|
Diterima
|
Sumber: Data diolah
penulis.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa selama periode amatan, tingkat Intensif tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Etika Bisnis. Begitu juga dengan Bonus, dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa selama periode
amatan, tingkat
Bonus juga tidak berpengaruh signifikan terhadap Etika Bisnis.
Berbeda dengan pengaruh
secara parsial di atas, hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa selama periode amatan, tingkat Intensif dan Bonus berpengaruh positif secara
bersama-sama terhadap Etika Bisnis pada KAP Madani. Karena nilai F hitung >
F tabel (9,226 > 3,16) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Jadi
jika Intensif dan Bonus mengalami kenaikan maka Etika Bisnis Murabahah akan
mengalami kenaikan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV maka dapat diambil simpulan
diantaranya:
·
Intensif tidak
berpengaruh signifikan terhadap Etika Bisnis pada KAP Madani secara parsial,
karena tingkat signifikansinya mencapai 0,06 yang melebihi 0,05 dimana dari
hasil ini menyatakan pengaruh dari variabel ini tidak terjadi.
·
Hasil pengujian
menunjukkan bahwa fluktuasi tingkat Bonus tidak berpengaruh signifikan terhadap
Etika Bisnis pada KAP Madani secara parsial, karena tingkat signifikansinya
mencapai 0,059 yang melebihi 0,05 dimana dari hasil ini menyatakan pengaruh
dari variabel ini tidak terjadi.
·
Berbeda dengan pengujian secara
pasrsial, pada pengujian secara
simultan menunjukkan bahwa
kenaikan Intensif dan Bonus secara bersama-sama memiliki pengaruh 24,5% dan berpengaruh signifikan
terhadap Etika Bisnis pada KAP Madani, karena tingkat signifikansinya mencapai
0,000 yang kurang dari
0,05.
Hasil ini menunjukkan bahwa jika
kedua variabel tersebut mengalami kenaikan maka Etika Bisnis pada KAP Madani
juga akan mengalami kenaikan. Sisanya 75,5% dipengaruhi faktor lain.
5.2 Saran
Bersadasarkan kesimpulan
penelitian di atas, penulis ingin memberikan saran yaitu, walaupun pengaruh variabel independen secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap Etika Bisnis, tetapi kedua variabel ini
tidak bisa dianggap sebelah mata, karena jika terjadi peningkatan atau
penurunan, maka variabel ini secara parsial akan dapat mempengaruhi secara
signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Desriani, Rahmi, 2001.
”Persepsi Akuntan terhadap Kode Etik
Akuntan Indonesia”. Thesis S-2. Program Pasca Sarjana Universitas
Gadjah Mada.Yogyakarta.
Payamta, Triyono dan
Zainuddin. 1997. Akuntan sebagai Profesi
Etis. Perspektif, No. 6,
Edisi: April-Juni.
Sihwahjoeni
dan Gudono. 1999. “Persepsi Akuntan
terhadap Kode Etik Akuntan”. Nasional Akuntansi II. IAI-KAPd:
September.
http://airanursyahidah90.wordpress.com/kode-etik
http://jurnalmasbro.wordpress.com/2013/10/05/perilaku-etika-dalam-bisnis-jurnal
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_8854662